Rabu, 27 Agustus 2008

Konsep Effisiensi Lembaga Keuangan

Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisiensi apabila mempergunakan jumlah unit yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah unit input yang dipergunakan perusahaan lain untuk menghasilkan output yang sama, atau menggunakan unit input yang sama, dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar. (Permono dan Darmawan, 2000; 2) 
Efisiensi juga bisa diartikan sebagai rasio antara output dengan input. Ada tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu (1) apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar, (2) input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama, dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi. (Ghofur dalam Atmawardhana, 2006; 40) 
Tobin menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan efisiensi dalam lembaga keuangan. Faktor utama adalah efisiensi karena arbitrase informasi, kedua efisiensi karena ketepatan penilaian asset-asetnya, ketiga adalah efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi resiko yang muncul, dan yang keempat adalah efisiensi fungsional, yaitu berkaitan dengan administrasi dan mekanisme pembayaran yang dilakukan oleh sebuah lembaga keuangan. Termasuk didalam efisiensi fungsional ini adalah risk pooling, general insurance, administrasi, dan mobilisasi dana masyarakat. (Atmawardhana, 2006; 41)
Pemakaian konsep effisiensi biasanya digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas dari suatu lembaga keuangan. Penerapan pengukuran tingkat effisiensi yang saat ini paling sering dugunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan maupun lembaga keuangan adalah metode DEA (Data Envelopment Analysis). Keterbatasan yang terdapat dalam DEA adalah konsep efisiensi relativenya, definisi efisiensi relative yang diguankan oleh DEA berdasarkan pada:
1. efisiensi dalam arti luas (Koopmans Definitions): efisiensi penuh (100%) dicapai oleh DMU (decision making unit) apabila dan hanya bila tidak ada ouput atau input yang bisa ditambah atau dikurangi tanpa memperburuk input atau output yang lain. Namun dalam banyak aplikasi ilmu social maupun manajemen, nilai efisiensi tidak bisa diketahui secara teoritis. Karena itu konsep efisiensi yang digunakan adalah,
2. efisiensi relative: sebuah DMU mendapatkan nilai efisiensi 100% berdasarkan bukti yang tersedia bila dan hanya bila performa dari DMU-DMU lain tidak menunjukkan ouput atau input yang bisa ditambah atau dikurangi tanpa memperburuk input atau output yang lain. “A DMU is to be rated as fully (100%) efficient on the basis of available evidence if and only if the performances of other DMUs does not show that some of its inputs or outputs can be improved without worsening some of its other inputs or outputs.” (W. W. Cooper)

Tidak ada komentar: